Zikri Alhakim ( 7 ), Bocah Malang buah hati,warga Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Prov Sumbar, dari usia 6 bulan, sampai sekarang, didiagnosa terdeteksi mengidap penyakit “ Langka ”, Thalassemia Beta Mayor.
Padang Baru, Mp
Zikri Alhakim ( 7 ), Bocah Malang buah hati, Upik Ramlah, warga Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Prov Sumbar, harus mengalami nasib tak biasa dibanding anak lain, dari usia 6 bulan, sampai sekarang, terdeteksi mengidap Penyakit “ Langka ”, Thalassemia Beta Mayor.
Begitu mirisnya takdir hidup yang harus dijalini Zikri, sebab, satu kali dalam sebulan Bocah malang ini harus melakukan transfusi darah dan menjalani pengobatan di dua rumah sakit berbeda.
Meski biaya pengobatan ditanggung BPJS, perjuangan dihadapi Zikri tidak hanya sampai disitu dihadapkan dengan himpitin ekonomi orang tua yang hanya memiliki sumber pendapatan bertumpu hanya sebagai pedagang penjual Kacang Goreng.
Dengan raut wajah kusut dan layu, tersirat penuh kelelahan, berlinang air mata, kepada, mediapembangunan.com, Upik Ramlah panjang lebar bercerita soal penyakit langka yang menjangkiti anaknya itu, Rabu ( 22 /1 ).
Awalnya, Zikri mengalami demam panas serta batuk2, dengan cekatan, Upik melakukan upaya pengobatan ke Puskesmas dan obat alternatif ( Dukun Kampuang ), namun kondisi sang anak tidak jua kunjung sembuh.
“ Sikon demikian dialami Zikri, hampir 3 bulan lamanya, demamnya tak turun-turun, dikala malam rewel terus, tidak bisa tidur, kecuali digendong dan tidak mau makan ”, tuturnya.
Pada usia 9 bulan, Upik memutuskan melanjutkan pengobatan Zikri secara intensif ke RSUD Lubuk Basung, hasil diagnosa awal dokter, bocah Malang ini menderita penyakit Anemia serta infeksi Paru – Paru, sehingga diopname selama satu minggu di RSUD.
“ Pertama kali dirawat, kami belum memiliki BPJS, sebab saat itu saya masih tercatat sebagai warga Kabupaten Serang, Prov Baten, belum melakukan pengurusan surat pindah ke kampung, hal hasil biayanya berobat yang ditanggung kala itu lumayan besar, karena saya mendaftarkan Zikri sebagai pasien umum ”, ujarnya.
Ironisnya, perawatan di RSUD Lubuk Basung, tidak membuahkan hasil, malah sebaliknya kondisi Zikri, semakin memburuk, wajahnya bertambah pucat, demam tak kunjung turun, diperparah makanan yang mau dikonsumsi hanya ASI.
Desember 2016, Zikri kembali dilarikan ke Puskesmas, setelah diperiksa di laboratorium diketahui kadar HB nya di angka 4 gr / dL, atas Sikon itu, Zikri terpaksa harus kembali dirujuk ke RSUD Lubuk Basung.
“Setelah diopname di RSUD, diketahui HB nya makin turun jadi 3 gr / dL dan harus dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, Kala itu yang dapat saya perbuat hanya bisa nangis, pasrah, percaya, sembari memanjatkan do’a kepada Allah. SWT, agar anak saya harus dirujuk ”, ucap, Upik, sembari menghapus air matanya.
Sesampai di RSUP M Djamil, HB Zikri kian turun jadi 2 gr / dL, dokter lansung memutuskan untuk memeriksa Sumsum di Tulang Lutut Zikri, pemeriksaan itu dilakukan sebanyak dua kali dengan biaya hampir Rp1 juta,-.
“ Hasilnya keluar dan Zikri didiagnosa menderita Penyakit Thalassemia Beta Mayor, suatu kelainan darah, kata dokter Penyakit “ Langka ” dan tidak bisa disembuhkan, belum ditemukan obatnya, yang bisa dilakukan tindakan Operasi Sumsum dan Transfusi Darah setiap bulan, seumur hidup ”, tangis, Upik.
Pada awal – awal dulu lanjutnya, transfusi dari dilakukan di RSUP M Djamil, namun, lantaran terkendala biaya, Upik meminta transfusi dilakukan di RSUD Lubuk Basung, mulai saat itu, Zikri rutin berulang setiap bulan ke RSUD Lubuk Basung dan kontrol ke RSUP M Djamil.
“ Sekarang Zikri sudah berusia 7 tahun 3 bulan, artinya, sudah 6 tahun 9 bulan anak, putra saya ini berjuang melawan penyakit yang diidapnya ”, terang ibu tiga anak ini.
Atas Sikon hidup yang dijalani, makin hari kehidupan Upik makin sulit, perekonomiannya hanya sebagai pedagang asongan, ia mengaku saat ini kewalahan, takut kalau – kalau tak memiliki kemampuan lagi guna membiayai pengobatan Zikri.
“Kalau untuk pengobatan sudah ada BPJS, tapi buat biaya kebutuhan selama berobat ditanggung sendiri, sebagai orang biasa yang hidup serabutan ”, ulasnya.
Beragam cara sudah dilakukan Upik, demi memenuhi kebutuhan pengobatan sang buah hati, cibiran, hinaan dan makian sudah menjadi keseharian, ia hanya berharap dan berdo’a agar terus diberi kesehatan, guna dapat terus berjuang bersama Zikri, melawan Penyakit “ Langka ”.
“ Sakit hidup apalagi yang belum dilalui, semua sudah dilewati dengan cucuran air mata. Doa saya semoga Allah menyehatkan tubuh saya, diberi mental yang kuat menghadapi hinaan, cacian, fitnah demi berjuang untuk anak ”, katanya.
Menyangkut soal bantuan pemerintah, Upik mengaku sudah pernah menerima dua kali bantuan yang diambilnya dari PT Pos Indonesia, meski ia sendiri tidak tau sumbernya, bantuan yang diambilnya dari Kantor Nagari Lubuk Basung, berupa uang tunia, Rp. 600 ribu,- sebanyak satu kali dan sembako dua kali, dan saat ini, Upik juga melakukan penggalangan dana melalui situs fundrising.
“ Bantuan untuk pengobatan sendiri dibantu “ Bako ” Zikri, sanak saudara, teman dan para dermawan, dan kami juga pernah meminta bantua BAZ Agam, beberapa tahun lalu ”, sebutnya.
Saat ini Sikon, Upik masih sangat membutuhkan uluran tangan dermawan, dan ia sengaja membuka rekening bank buat biaya pengobatan Zikri, bagi para dermawan yang memiliki keinginan dab berniat membantu meringankan beban pengobatan.
“ Ini nomor rekening pengobatan Zikri pak, 16020210022143. Bank Nagari Cabang Lubuk Basung atas nama saya ”, tutup, Upik mengakhiri dengan ucapan banyak terima kasih. ( MP. 1 )