Disetiap musim turun hujan baik labat mapun sedang, beberapa ruas badan jalan protokol di kawasan Padang Baru, Lubuk Basung, Ibu Koto daerah berlamabang ” Harimau Duduk” itu, tepatnya mulai dari ruas badan jalan di depan Kantor Polres, Kantor Bupati dan DPRD Agam, sampai ruas badan jalan dua jalur di Kawasan ASC menuju Pulau tembus ke Nagari Kampung Pinang, selalu banjir, penuh genangan air, sikon itu sudah berlansung lama dan sangat menyulitkan warga.
Padang Baru, MP
Mulai dari tanah longsor, Erupsi Gunung Marapi, yang terbaru, terdasyat dan terparah meluluh lantakan Wilayah Kecamatan Canduang dan Kecamatan Sungai adalah Bencana “Galodo” ( Banjir Lahar Dingin ) Gunung Marapi, tidak saja memporak porandakan berba
Berdasarkan hasil data yag dihimpun Pemkab Agam, kerugian materil yang dialami warga terdampak Bencana “ Galodo”, ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah, banyak berbagai sarana dan prasara insprastruktur, jalan, jembatan, banguan sekolah, lahan pertanian serta rumah warga sekitar yang hancur.
Disisi lain dan ironisnya, bila cuaca buruk hujan labat atau sedang, bakal terjadi bencana bencana banjir, bak ‘ air bah, banjir mengalir deras memenuhi sepanjang salah satu ruas jalan protokol di Kota Padang Baru Lubuk Basung, Ibu kota daerah berlambang” Harimau Duduk” itu.
Tepatnya sikon banijir di dalam badan jalan itu terjadi, mulai dari ruas jalan protokol di depan Kantor Polres Agam SMPN 4 Lubuk Basung, Simpang Empat Lampu Merah depan RSDUD Lubuk Basung, Mesjid Nurul Falah, terus, depan Kantor DPRD dan Kantor Bupati Agam, sampai ke Simpang Empat Surau Kariang, menuju, ruas jalan dua jalur di Kawasan Agam Sport Center ( ASC ), Pulai tembus jalan menuju Nagari Kampuang Pinang.
Hasil investigasi yang dilakukan mediapembangunan.com, dilapangan, beberapa hari ini, parahnya terjadi kondisi badan jalan yang selalu banjir atau dipenuhi aliran air itu terjadi, semenjak mulai dilaksanakan proyek pembangunan Jaringan Irigasi Batang Antokan pada Tahun Anggaran 2019 dinilai perencanaan maupun pelaksanaannya dinilai salah kaprah.
Berdasarkan keterangan serta data yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber berkopeten dibidang itu, mega proyek Jaringan Irigasi yang dibiayai APBN Tahun Anggaran 2019, perencanaan awal tidak sesuai pengaplikasian fisik dilapangan, keanehan pelaksanaan fisik royek itu realitanya terlihat jelas salah kaprah, masak dalam membangun jaringan aliran irigasi dilaksanakan diameter lokasi aliran air besar dihulu dari pada dihilir.
Sehingga jaringan aliran air irigasi dihilir tidak mampu menampung besarnya pasokan debit air yang datang dari hulu, hal hasil, maka tumpah ruah air mengaliri badan jalan bila turun hujan dengan sikon curah yang lebat maupun sedang.
Kenapa hal itu bisa terjadi,faktor penyebab akibat kurang elok dari awal terjalin koordinasi dan komunikasi antar sesama pemangku kewenangan Kepala OPD terknis dan pejabat terkait di Agam, baik pada rekanan kontraktor pelaksana kegiatan maupun pejabat berwenang Balai PSDA Wilayah Sumbar, Ria dan Jambi.
Hal hasil endingnya saat ini yang mananggung serta menerima dampak buruk buah dari semua itu adalah Warga Kota Lubuk Basung sekitarnya, setiap cuaca buruk infrastruk jalan dikawasan sentral, lahan pertania dan rumah warga serta Pasilitas Umum ( Pasum ) lainnya selalu dilanda banjir.
Sesuai desas – desus dan sudah menjadi rahasia umum kalangan khususnya lingkup Pemkab Agam, meski tidak memiliki mampuan apa –apa dibidang ke PU an Bupati “AWR”: mampercaya Ofrizon menjadi Kadis PUTR Agam, diduga atas dasar memiliki hubungan kekerabatan.
Akibat dari itu, selama Ofrizon menjadi Kadis PUTR Agam, terjadi banyak berbagai kasus pelaksanaan maupun pemeliharan berbagai infrastruktur di Agam, yang tidak siap, kalau pun siap hasilnya amburadul, di setiap Tahun Anggaran.
Guna upaya konfirmasi, bebera hari belakangan ini, mediapembangunan. Com menemui, Bupati Agam, “AWR”, namun yang bersangkutan tidak berhasil ditemui, menurut keterang staf, Politisi PAN Agam itu tengah fokus mananganai becana Galodo di Canduang dan Suangai Pua. ( MP. 1 )